Mantan Ketua Presidium Alumni 212 KH. Abdul Kohar Al Qudsi, Mengajak Masyarakat untuk Cerdas Menjaga Kondusifitas Pasca Pemungutan Suara Pilkada Serentak Tahun 2024.

 

Mantan Ketua Presidium Alumni 212, KH. Abdul Kohar Al Qudsi, mengajak masyarakat untuk menjadi semakin cerdas dan dewasa dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Ia berharap agar pasca pemungutan suara Pilkada, situasi tetap bisa terjaga aman dan damai.

“Saya mengajak masyarakat Jawa Barat, khususnya Kabupaten Sumedang dan sekitarnya yang merupakan salah satu wilayah penyangga Bandung Raya, untuk memastikan Pilkada berjalan dengan aman, tenang, damai, dan menghindari hal-hal negative yang tidak diinginkan,” ujar Kyai Kohar di kediamannya Desa Jatiroke Kec. Jatinangor, Rabu (27/11/2024).

Ia juga mengajak agar masyarakat tetap menjaga kerukunan dalam Pilkada 2024. Meski, masyarakat masing-masing memiliki pilihan politik yang berbeda.

“Perbedaan itu indah jika disikapi dengan kedewasaan yang baik dan penuh toleransi, karena dewasa menjadi salah satu syarat utama untuk ikut berpartisipasi menjadi pemilih maupun dipilih” kata dia.

Kyai Kohar pun mengimbau agar masyarakat tetap bijak, santun serta tak anarkis dalam menyampaikan pendapat. Meski, kebebasan berpendapat merupakan hak setiap warga negara yang dijamin undang-undang. Jika ada ketidak puasan terkait hasil Pemilu, maka salurkanlah melalui cara-cara yang telah diatur oleh Pemerintah, jangan main hakim sendiri karena merasa dirinya benar, atau dicurangi dalam kontestasi politik.

“Pemungutan suara untuk memilih Kepala Daerah sudah selesai dilaksanakan bersama, apapun hasil pesta demokrasi yang nantinya akan diputuskan KPU sebagai penyelenggara Pemilu, sudah saatnya kita bersama-sama untuk mendukungnya. Kita, rakyat Indonesia khususnya Jawa Barat wajib mengawal dan dan mengawasi, jalannya roda pemerintahan,” paparnya.

Disisi lain, Kyai Kohar juga sangat bersyukur, karena dari hasil pengamatannya bahwa semakin hari masyarakat semakin cerdas dalam menyalurkan hak pilihnya. Dinamika perpolitikan yang terjadi sepanjang masa kampanye terlihat tidak begitu berdampak serius dikalangan masyarakat, khususnya level grass-roots. Untuk wilayah Jabar, sebagian besar masyarakat masih memiliki karakter untuk loyal kepada para tokoh disekitar domisili mereka, ditambah lagi dengan kemudahan akses informasi, yang menjadikan masyarakat semakin cerdas dan memiliki alasan kuat untuk memilih salah satu calon pemimpin daerah, maupun sebaliknya.

Kyai Kohar menyampaikan bahwa dirinya saat ini memilih untuk lebih fokus dalam mengurus keluarga maupun jama’ah / ummat disekitar tempat tinggalnya dan Jawa Barat pada umumnya. Dalam hal kepengurusan organisasi FPI maupun Presidium / PA-212, Kyai Kohar telah menyampaikan keinginan terkait hal tersebut sejak lebih dari 10 bulan lalu, namun baru terealisasi (diberikan izin) sekitar 4-5 bulan lalu dan posisinya sebagai Ketua Presidium Alumni 212 saat ini digantikan oleh Ust. Sobri Lubiis, sehingga saat ini waktunya lebih banyak/fokus untuk mengurus ummat (membina majelis taklim dan kajian) di wilayah Jabar.

Pada akhirnya, Kyai Kohar menambahkan bahwa mitigasi psikologis sosial, sangat diperlukan dalam memprediksi dan mengendalikan potensi konflik, terutama pada moment-moment yang melibatkan masyarakat dalam jumlah besar, dan itu semua haruslah dimulai dengan langkah-langkah kecil yang berkesinambungan, sepertihalnya menjalin silaturahim dan komunikasi dengan para tokoh yang memiliki basis massa yang cukup besar yang diharapkan nantinya bisa/dapat membantu dalam menyambungkan instruksi dan kebijakan negara, maupun meredam masyarakat apabila terjadi ketegangan, tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *